Posts

Merangkai “Kata” Dan Kata Dari Rintik Sedu

Merangkai “Kata” Dan Kata Dari Rintik Sedu

Merangkai “Kata” Dan Kata Dari Rintik Sedu

Buku “Kata” merupakan buku yang ditulis oleh Rintik Sedu, buku ini cocok untuk anak milenial sekarang. Entah ini dibilang risensi, review atau justru sipnosis. Aku memang kurang cocok untuk mengulas sebuah buku yang diawali dengan hal yang dibilang terlalu “teknis.”Merangkai “Kata” Dan Kata Dari Rintik Sedu

Aku hanya ingin menyampaikan pendapatku mengenai buku ini. Sebagai pembaca jujur buku ini cukup membuatku terbawa dalam perasaan emosional seperti, rasa jengkel, senang, bahagia, dan terharu terutama pada beberapa bagian pada bab-bab terakhir.

Si Binta yangsulit mempercayai cinta

Bisa dibilang ini merupakan sebuah kisah cinta segitita antara Binta, Biru dan Nugraha awalnya. Tapi semakin membaca aku menyadari jika penulis menyampaikan pesan kebahagiaan yang bisa dicapai siapa saja, tanpa peduli masa lalunya.

Pada bab pertama mengisahkan seorang mahasiswi ilmu komunikasi di salah satu Universitas di Jakarta  bernama Binta harus berhadapan dengan kondisi psikologi yang tertekan saat mengetahui Ayahnya pergi meninggalkan dia saat masih berusia belia.  Rasa sakit hati karena ditinggal sang Ayah, membuatnya tak percaya lagi akan cinta. Karena menurut Binta Ayah adalah cinta pertama bagi putrinya. Rasa sakit hati bukan hanya untuk Binta namun untuk Ibunya juga, yang mengidap gangguan kejiwaan skizofrenia, dimana hampir setiap hari Ibunya berhalusinasi tentang kehadiran sang Ayah. Tentu ketidakpercayaan Binta terhadap cinta pun bertambah.

Sakit hati yang dirasakan mempengaruhi kehidupan sosial Binta. Ia menjadi seorang yang introvert, Binta hanya memiliki 1 sahabat saja namanya Cahyo. Bahkan terkadang Cahyo merasa prihatin dengan keadaan Binta.

Kehadiran Nugraha dalam hidup Binta

Selain menceritakan Binta, sebagai tokoh utama wanita utama. Namun pada bab-bab awal diceritakan pula salah satu tokoh utama. Nug, atau Nugraha. Nugraha adalah laki-laki yang satu kampus dengan Binta dari jurusan arsitektur dan sekaligus menjadi teman Cahyo. Nugraha digambarkan sebagai seorang yang lucu, tulus dan keras kepala. Hal itu nampak jelas saat ia berusaha keras untuk mendekati Binta meskipun selalu saja dia ditolak mentah-mentah.

Kedekatan antara keduanya bermula, saat Nugraha meminta Binta untuk mengajari anak-anak pinggir rel kereta api menggambar. Keahlian gambar Binta didapatkan dari sang Ayah, mungkin sempat Binta menolak permintaan Nug. Namun Nug selalu mempunyai cara yang unik untuk membuat Binta terus bersamanya meskipun terkadang melakui dirinya sendiri.

Semakin lama rasa simpati Nug berubah menjadi cinta. Mungkin sudah berapa kali Nug menyatakannya namun sudah berapa kali pula Binta menolak. Rasa cinta Nug begitu tulus, sehingga ia rela membiarkan Binta pergi demi kebahagiaan orang yang ia cintai.

Biru cerita dari masa lalu Binta

Masa kecil Binta sama seperti gadis lainnya, yang memiliki teman. Biru namanya, dan Biru selalu memanggil Binta dengan “Senjani”, sebuah senja di langit biru. Dulu bagi Binta, Biru adalah dunianya, Biru memberikan planet indah baginya, berbeda dengan “semesta” saat ini. Biru bukan hanya sekedar teman lama di masa kecil, namun juga lelaki yang terus memberikan kebahagiaannya melalui kata indah. Akan tetapi perpisahan mereka terjadi, setelah lulus SMA membuat Binta semakin terpuruk menahan rindu. Hingga dalam sebuah kesempatan akhirnya mereka bersama dalam liburan singkat di Banda Neira. Namun, bukan rindu yang terbalas malah kekecewaan yang besar terhadap Biru.

Binta ingin kejujuran hati dari Biru, tapi Biru tak ingin Binta menderita jika Ia terus bersamanya. Hingga pada akhirnya mereka saling tersakiti.

Akhir dan pesan yang indah dimana Binta harus memilih

Pada akhirnya tak mudah bagi Binta untuk berani mengutarakan apa yang hatinya inginkan. Sakit hati adalah risiko yang harus diterima bagi siapapun yang menginginkan kejujuran, namun tidak selamanya risiko berkata jujur akan seburuk yang dibayangkan. Jika seseorang mau menghadapi sebuah luka dengan kesabaran maka percayalah kebahagiaan akan datang, sama seperti Binta. Ia adalah seseorang yang selalu menyalahkan semesta namun pada akhirnya Ia memahami semua yang Ia alami adalah untuk mendapatkan kebahagiaan yang sejati. Semesta yang dianggap tak pernah mendukungnya, justru selalu sabar menemani Binta.

My First Solo Trip In Jogja, Part 2! Perjalanan Mencari Ilham

My First Solo Trip In Jogja, Part 2! Perjalanan Mencari Ilham

My First Solo Trip In Jogja, Part 2! Perjalanan Mencari Ilham

Setelah pemikiran itu menyadarkan aku! Akhirnya aku berpindah dari stasiun ke halte bus dekat sana. Oh ya di Semarang ada 2 jenis bus yaitu bus trans Semarang dan bus Trans Jateng. Berhubung aku males terlalu banyak transit jadi aku putusin buat naik bus Trans Jateng. Kondisi dalam bus saat itu gak terlalu ramai, untuk harga tiketnya murah kok Cuma 4k doang Dears. Tapi aku saranin kalau kalian naik bus trans di kota kalian usahain bayar pake uang pas ya! Jangan kek aku kemarin 🙁 karena aku gak punya uang kecil jadinya ada ibu-ibu yang baik banget ngasih aku uang 2 ribu buat bayar tiketnya. Karena kebetulan di kantong aku Cuma ada receh 2 ribu aja. Apalagi itu masih pagi, jadi gak mungkin petugasnya punya uang kembalian banyak.

Terima kasih ibu kamu baik sekali :’ jujur aja, padahal waktu itu ada beberapa orang di dalam  bus. Dari semua orang di sana Cuma ibu itu yang relain uang 2 ribu rupiah buat bayarin aku. Sorry ya aku fotoinnya gak bagus :’

Dari informasi yang aku dapet dari temenku, aku disuruh buat turun di terminal sukun Banyumanik. Ini bisa buat catatan temen-temen juga yang mau coba trip, sebenarnya bisa kalau kalian mau turun di terminal Bawen. Tapi terkadang bisa aja kalian nggak dapet tempat duduk. Jadi biar aman turun di terminal sukun aja. Kalian jangan takut kalau semisal naik bus gitu. Karena setiap bus ada kernet yang bisa ditanyain jurusan kota yang di tuju. Atau kalau bisa lihat dari kaca depan bus nama kota yang tertulis.

Langkah buat trip ke Jogja

Gak perlu waktu lama buat nunggu, karena ada bus jurusan Jogja udah ada yang nge-time. Kalau nggak salah aku naik armada bus “Abimayu”. Untuk harga tiketnya sekitar 40k, tapi kalau boleh jujur aku kurang nyaman selama perjalanan ini. Selain karena tempat dudukku gak di sebelah jendela. Kursi yang aku duduki juga terlalu ke belakang dan gak bisa diatur sesuai posisi yang aku inginkan. Jujur selama perjalanan rasanya kepalaku pusing leher juga pegel. Aku pikir aku bakal mabuk pas itu, tapi malu sih kalau mabuk dan bikin orang lain keganggu.

Akhirnya selama kurang lebih 3 jam perjalanan aku tiba di kota Jogja! Tepatnya depan terminal Jombor. Jujur abis turun dari bus kaki langsung lemes, dan perutku sakit rasanya mau mual gitu L untung aja gak jadi mual. Oh ya selama 2 hari 1 malam di Jogja aku nginep di kostan temenku anak UMY daerah Gamping Namanya Virgia! Thanks Gia udah mau menampungku.

Dari terminal aku putusin buat naik Grabbike ke UMY, jarak antara terminal dan UMY sekitar 4 – 5 Km. setelah ketemu Gia dan aku diajak ke kostannya. Aku istirahat sebentar di kamar kostnya lumayan bisa nge-charges sambil tiduran.

Jalan-jalan pertamaku

Jujur aku sendiri bingung enaknya mau pergi kemana? Aku coba cari tempat wisata yang dekat dari kostan. Setelah cari-cari akhirnya aku pilih buat pergi ke Pasar Beringharjo ya kompleks jalan Malioboro (itu lagee….) ya gimana dong abis aku bingung L tepat jam 4 sore aku putusin keluar dari kostan, dari kostan aku jalan sekitar 15 menit ke halte Bis trans Jogja. Oh ya kalian jangan takut sama rute perjalanannya, karena di setiap halte besar ada peta. Selain itu di dalam bus juga ada petugas yang ramah yang bakal ngasih tahu jalan dan halte mana aja buat transit.

taman pintarAkhirnya aku turun di halte taman pintar. Berhubung hari libur dan ada upacara penurunan bendera juga, jadi suasana lokasi 0 Km Jogja lagi ramai-ramainya.

Oh ya selama disini aku jalan terus aku, jujur niat awal aku mau jajan makanan gitu biar kek Food Vlogger. Eh tapi, jujur aku itu orang yang pemilih buat makan apalagi kalo sendirian. Meskipun udah laper tapi aku masih kuat nahan laper nyampek 2 jam kalau emang aku gak nemuin.

Sebenarnya aku berniat buat jalan-jalan semata, buat kalian yang wifi-hunter di halaman taman Pintar ada akses wifi gratis, lumayan lah buat Dears yang mau main game online atau streaming.  Lanjut aku berjalan-jalan menyelusuri jalan Malioboro. Padahal niat awal pengen ke pasar Beringharjo tapi malah gak mampir hehehe… ya maklum aku takut khilaf :’.

gelang malioboroBerhubung aku suka dengan kerajinan gelang, jadi aku sempetin buat beli disini. harganya murah loh, cukup dengan 10k kita bisa dapet 5 sampai 6 buah gelang. Kalau kalian mau jalan-jalan ke sini usahain hindari weekend. Karena jujur aja aku nyampe susah banget nyari tempat duduk. Kadang harus cepetan sama pengunjung yang lain. Oh ya aku saranin kalau kalian mau jalan-jalan ke sini bawa koyo atau balsam otot ya, karena jujur panjang banget. Apalagi jarak antara 0 km sama tugu muda sangat jauh buat kamu yang mau jalan kaki.

Kejadian yang kurang menyenangkan!!

Karena aku naik bus trans jadi aku harus selalu siaga tengok jam. Aku gak boleh malem-malem. Sebenarnya aku udah laper, dan belum nemu makanan buat dimakan. Oh ya aku saranin kalian juga bawa minum ya! Karena kalian bisa dehidrasi saking lamanya jalan, jangan kaget juga kalo harga botol mineral di sini harganya 5k. karena tempat wisata jadi harganya lebih maha dari biasanya.

Karena udah capek dan gak tahu lagi mau ngapain aku putusin buat pulang ke kost

“Mbak ke UMY bisa?”

“Maaf mbak mala mini jalan keraton ditutup coba ke halte (aku lupa namanya)”

Mendengar itu aku langsung jalan lagi dan cari halte berikutnya. Akhirnya aku ketemu halte yang bisa ke UMY meskipun harus transit dulu. Sebelum pulang aku akhirnya beli sate ayam. Aku belinya di sate di dekat halte, oh ya jangan lupa selalu tanyakan tujuan kalian ke petugas halte ya tentang rute perjalanan dan jam terakhir bus beroperasi. Karena takut kehabisan bus aku putusin buat bungkus sate ayamnya.

Sambil nunggu sate aku jadi, aku duduk deh di bangku ya kosong. Sempet sih sebelahku ada mbak-mbak. Sebelum duduk tanyain dulu ya orang itu mau bagi tempat duduk atau nggak. Akhinya aku bisa duduk sambil nungguin sate, kemudian mbak-mbak sebelah aku pamit dan diganti sama mas-mas. Ya aku sih gak mikir aneh-aneh. Karena gak mungkin ada orang yang mau nyakitin aku saat rame kayak gitu.

Dan yang aku sebel  dari mas-mas itu adalah yang tiba-tiba duduk deket banget sama aku LALU mereka ngerokok dan asepnya itu loh mengarah ke aku semua. Jujur meskipun tempat umum ya kira-kira kalau ngerokok sama siapa orang baru kenal juga. Apalagi temen-temennya godain cowok yang persis di sebelah aku, jujur rasanya ilfeel banget sumpah! Akhirnya aku putusin buat pindah dan mendekat ke ibu yang jual sate. Akhirnya sate aku udah dibungkus dan aku bisa segera pulang.

Next akhirnya aku dapet bus trans buat pulang. Karena aku naik dari jalan Malioboro, kondisi bus saat itu cukup rame. Selama di dalam bus gak ada pemisah tempat duduk antara cewek dan cowok. Jujur selama di dalam bus aku juga jengkel sama cowok yang gak peka sama cewek kek aku gini.

Dari pintu masuk sebenarnya aku udah lihat kalo ada bangku kosong gitu, eh ternyata aku keduluan sama mas-mas lagi. Ya emang bukan salahnya sih buat duduk disana, apalagi pas masuk bus posisiku ada di belakangnya. Padahal mas-mas itu termasuk masih muda, jujur aku capek dan pegel banget. Ya gimana gak pegel jalan kaki dari 0 Km – tugu muda – halte Malioboro.

Gila!! itu pasti sekitar 5 km, aku berharap bisa duduk. Awalnya aku ngasih kode dengan ngangkat kaki satu bergantian dan masang wajah melas tapi ternyata gak berhasil. Mas-masnya malah asik ngobrol sama mbak-mbak di sebelahnya, tambah jengkel dong aku sebagai single fighter. Karena masnya gak peka-peka akhirnya ada ibu-ibu yang usianya separuh banya ngasih tempat duduknya buat aku J terharu kenapa ibu-ibu baik hati semua ya?

Aku sangat berterima kasih sama ibu-ibu yang ngasih tempat duduknya buat aku karena dia bilang bentar lagi mau turun. Tapi baru 5 menit aku duduk petugas bus bilang “Ngabean yang mau transit Gamping, bla…, bla..”

Akhirnya aku berdiri lagi dan ngasih tempat duduk itu ke ibu tadi, terima kasih ya bu 5 menit yang berharga. Aku harap karena jalan jauh aku gak bau ketek jadi nggak bikin ibu-ibu atau siapapun terganggu. Akhirnya setelah berhasil dari Ngabean aku naik bus ke Gamping dan turun di UMY. Dalam hati bilang “Akhirnya istirahat juga…” 🙂

 

My First Solo Trip In Jogja, Part 1 : Terancam Batal!!!

My First Solo Trip In Jogja, Part 1 : Terancam Batal!!!

My First Solo Trip In Jogja, Part 1 : Terancam Batal!!!

My First Solo Trip In Jogja, Part 1 : Terancam Batal!!!

Hallo Dears, Alhamdulillah aku bisa berbagi cerita lagi. Hari ini aku ingin bercerita tentang single trip pertamaku di Jogja (Helehh Jogja biasa..) iya tahu biasa. Sebelumnya aku juga udah beberapa kali ke Jogja, tapi itu selalu dengan gerombolan teman-temanku. Sebenarnya sedari SMA kelas 3 aku sangat menyukai cerita-cerita backpacker gitu. Namun hal itu belum pernah aku lakukan sebelumnya, jujur aku sendiri masih takut. Nanti kalo kesasar gimana? Kalo diapa-apain orang emang kamu bisa ngelawan? Dan masih banyak lagi pemikiran negatif aku. Bukan Cuma aku sebenarnya tapi juga setiap temen-temenku yang ku mintai pendapat soal Solo trip juga bilang Jangan!!!

Ya memang susah bagi sebagian wanita buat mencoba hal yang diluar dari biasanya. Meskipun sudah banyak cewek yang pergi kemana pun sendirian, tapi bagi aku dan lingkunganku ini belum tentu bisa dilakukan. Aku sadar jika ketakutan itu berasal dari dalam diri bahkan aku pernah baca setiap hal yang kita pikirkan 95% tidak akan terjadi. Meskipun begitu kita tetap harus waspada dengan segala kemungkinan hal buruk yang terjadi.

Langkah petama Solo tripku

Hingga akhirnya aku sadar waktu liburan 17an kemarin kayaknya ini udah saatnya deh Dears! Jujur libur 2 hari di kostan aku bingung mau apa? Nulis? Tiduran? Makan? Streaming? Semua itu udah aku lakuin setiap hari. Sebagian hatiku sadar sebagai seorang penulis daya imajinasiku harus bertambah, khususnya bagimana aku mensetting sebuah cerita. Hingga malam sebelum hari sabtu aku putusin buat pergi liburan dengan budget yang minim. Memang sih tanpa planning apapun namun setidaknya aku harus berani melakukan ini sendirian.

Hal pertama yang aku lakukan adalah menentukan destinasi tempat, jujur awalnya aku sedikit bingung memiih Jogja atau Solo? Kenapa aku memilih dua kota itu, ini sedikit tips buat kamu Dears yang pertama kali mau solo trip kek aku kemarin. Usahakan memilih tempat yang pernah kalian kunjungi sebelumnya, kalau baru pertama aku saranin jangan coba tempat baru ya!

Langkah kedua yang aku siapkan adalah Budget! Ini penting khususnya buat Dears yang nasibnya masih ngekost dan gajiannya 1 bulan sekali kek aku. Perhitungkan baik-baik semua pengeluaran yang akan dipakai selama trip mulai dari akomodasi, penginapan, konsumsi, tiket wisata dan hal kecil seperti P3K. oh ya waktu kemarin aku nyiapin uang sebesar 200k buat trip 2 hari 1 malam ke Jogja.

Sebenarnya untuk perjalanan Semarang-Jogja ada dua pilihan angkutan umum yakni Bis atau kereta. Untuk bis biaya yang harus dikeluarkan berkisar 40 sampai 50 ribu rupiah. Tapi aku haru pergi dulu ke terminal Sukun dengan naik bis transJateng, tarifnya sendiri berkisar 4 ribu.

Selain bis kamu juga bisa naik kereta, bisa dipilih dari Semarang Jogja langsung atau  dari Semarang turun Solo dan dilanjut naik kereta dari Solo ke Jogja. Kalau mau hemat aku saranin buat pilih saran kedua, karena harga tiketnya 10k untuk Semarang-Solo. Tapi ada beberapa catatan yaitu jam keberangkatan kereta ke Solo Cuma ada jam 9 dan jam 3 sore. Jadi usahain waktu liburan kamu gak jadi berantakan.

Solo Trip ku terancam batal!

Sedikit cerita tentang keberangkatanku, Dears. Tepat pukul 7:45 pagi aku keluar dari kostan, niat awal aku berangkat ke Jogja pakek kereta. Ya, gimana pikir-pikir budget 50k dah bisa buat PP jadi kenapa nggak? Tepat pukul 08:00 aku udah sampai di stasiun Tawang, dalam hatiku “Akhirnya bisa liburan…” sebenarnya itu pertama kali aku pesen tiket langsung ke Tawang (biasanya aku naik dari stasiun Poncol). Sesampainya di loket aku bilang sama petugasnya. “Mas tiket ke Purowsari Solo.”

“HABIS MBAK”

Jujur kaget banget karena kedatanganku masih 1 jam sebelum jadwal keberangkatan.

“Disini kan  abis kalo di Poncol masih ada tahu gimana?” usahaku untuk menego tiket kereta

“Habis juga mbak” jawab peugasnya lagi. Mungkin dalam hati tuh petugas jengkel sama aku :’

Dalam sepersekian detik, hatiku rasanya sedih banget. Jujur semaleman aku mikirin betapa serunya nanti aku melancong sendirian ke Jogja. Aku coba hubungi temen aku yang ada di jogja, tapi dia masih tidur keknya. Aku juga coba telpon temenku yang lain, aku tanya soal bisa Semarang-Jogja. Jujur sih aku sempat ingin membatalkannya karena ya budget 50k buat PP bisa berubah 100k kalau aku naik bis. Waktu di Tawang aku masih kek orang kebingungan gitu. Mondar-mandir gak jelas, namun seketika aku berpikir.

Dan keputusanku akhirnya

Ini adalah kesempatan, kalau semisal karena biaya aku jadi membatalkannya selamanya aku gak bisa melakukan ini. Aku harus berani untuk mengambil langkah awal, meskipun harus rugi karena pengeluaranku melebihi rencana. Tapi aku yakin aku akan jauh lebih menyesal jika hari ini ku putuskan pulang kembali ke kostan.

Benar kata Ria SW, jangan biarkan jarak dan uang menjadi penghalangmu untuk melangkah. Karena jarak jauh bisa ditempuh dengan ojek online dan uang bisa dicari lagi kalau nggak lemburan ya… ngutang hehehe becanda ini.

Pengalaman dan waktu adalah hal yang berharga kalau sekali kita ngelewatin maka selamanya hal itu gak akan berulang.

My First Post

My First Post!

My First Post!

Holaaa Dears!!! Selamat datang di halaman ceritaku, mungkin kamu banyak yang belum mengenalku. Sebelum aku memulai bercerita aku ingin memperkenalkan diri. Namaku Riski Wahyuningsih, kamu boleh memanggilku Riski, Kiki, atau Sayang

mungkin EH!

Di postingan pertamaku aku ingin menceritakan sedikit tentang diriku. Sebenarnya aku bukanlah gadis populer dengan latar belakang keluarga ternama. Ya, mungkin bisa dibilang gadis biasa, tapi bukan berarti pengalaman hidupku biasa-biasa saja.

Aku lahir di sebuah desa kecil  yang terletak di Kabupaten Grobogan, saat ini aku sedang merantau di salah satu kota yang menjadi ibukota provinsi Jawa Tengah. Yups, Semarang! Kota lunpian ini akan menjadi saksi dimana aku dapat meraih mimpi. Sebagai anak perantauan pasti ada cerita suka dan duka. Mungkin diantara kamu juga merasakan hal yang sama denganku.

My First Post!

Dears, bagiamana pun suasana hati kamu entah bahagia atau sedih sekalipun. Kamu tetap membutuhkan teman untuk diajak bercerita, apalagi jika nasib yang dialami sama. Percaya atau engga berbagi cerita  dengan orang lain akan mengurangi beban pikiran kamu dan akan membuat hati jauh lebih tenang.

Namun ada sebagian orang yang mungkin merasa kurang nyaman untuk menceritakan masalah mereka dengan orang lain. Meskipun begitu janganlah memendam perasaan itu terlalu lama, kamu masih punya banyak cara untuk mengungkapkan.

Seperti aku, ya aku lebih memilih menuangkan perasaanku dalam sebuah tulisan. Mungkin sebagian dari kamu juga bisa merasa lebih tenang saat seluruh isi hati ditulis, meskipun tak ada seorangpun yang mengerti. Tapi siapa peduli, justru itu yang membuat kita semakin cinta dengan tulisan.

Dears, untuk mencurahkan isi hatiku dan mewakili perasaan kamu. Aku akan menceritakan kisah-kisah menarik yang sering kita rasakan tapi sulit sekali diungkapkan.

Sekian dulu perkenalanku meski tak banyak yang ku jelaskan, namun seiring waktu kamu akan semakin mengenalku begitupun aku! Yang akan mendengarkan cerita kamu Dears!