Mengubah Patah Hati Jadi Cerita Fiksi
Mengubah Patah Hati Jadi Cerita Fiksi
Mengubah Patah Hati jadi cerita fiski
Halo semua, sudah lama Aku tak menulis di blog ini. rasanya sudah sangat berdebu sekali bukan? Haha, Nah sesuai judul hari ini aku akan membahas tentang cara mengubah Patah hati menjadi cerita fiksi. Sebenarnya bukan cuma Aku yang melakukan hal ini, mungkin sudah banyak orang yang menjadikan pengalaman pribadi mereka menjadi sebuah karya entah dalam bentuk puisi, lagu, film, buku ataupun lainnya.
Memang karya yang dibuat yang bersumber dari perasaan kita berarti memiliki makna tersendiri. Beberapa orang yang pernah aku ajak bicara soal ini mungkin bilang “Siapa sih cowok yang bikin kamu Patah hati?” Haha, sebenarnya banyak. Eh, enggak. Aneh sih, menurutku wujud dari patah hati bukan hanya tentang hubungan asmara saja. Menurutku Patah hati tak selamanya tentang pacar, gebetan, atau hal yang berkaitan dengan cinta. Apa yang dirasakan hati kita tentu bukan hanya cinta semata, ada banyak perasaan yang kita rasakan baik itu positif maupun negatif. Menurutku pribadi Patah hati bisa berupa bentuk-bentuk emosional yang negatif, seperti perasaan nelangsa, dilematik, gelisah, dan lain-lain.
Patah hati nggak selamanya, diputusin pasangan bukan? Masak kita harus nunggu putus atau ditolak dulu baru bikin karya?
Lanjut ke pembahasan mengubah Patah hati jadi cerita Fiksi. Ya sebenarnya, Aku bukan penulis kondang yang kalian kenal. Aku hanya seorang penulis amatiran yang terus menyusun kata sampai sekarang. Dulu awalnya menulis adalah kebutuhanku untuk berekspresi dan berimajinasi. Aku sering bilang dengan orang terdekat khususnya, Aku memulai menulis sejak kelas 4 SD. Awalnya dari buku bacaan yang ada di LKS dan kartun yang Aku tonton. Jujur kedua hal itu sangat membantuku dalam mengolah imajinasi cerita. Dulu aku sangat malu dan setiap hasil tulisan selalu ku simpan sendiri. Perlahan mulai muncul rasa percaya diri, Aku mulai menulis di media sosial, SMS ke temenku, dan sampai akhirnya membuat buku serta menulis blog.
Seperti yang kita tahu, saat diri sedang Patah hati tentu yang ada hanyalah rasa marah, kesal, sedih, dan emosi-emosi negatif lainnya. Tentu hal itu membuat kita merasa nggak nyaman. Kalau Aku, merasa sangat sesak, Aku butuh media untuk mengungkapkannya. Secara psikologis, selain bercerita ke teman atau orang terpercaya. Menulis dan meluapkan segala perasaan kita adalah salah satu cara untuk mengurangi emosi negatif, ya bisa dibilang healing.
Sayangnya, beberapa orang justru meluapkan perasaan Patah hatinya dengan cara yang kurang tepat dan merugikan. Misalnya saja, pola hidup jadi berubah, jarang makan, dan gak bisa tidur. It’s okay, Patah hati emang sakit, tapi jangan ditambah dong dengan menyiksa diri. Cobalah untuk meluapkan rasa Patah hatimu dalam sebuah tulisan. Kamu bisa menulis dari satu kalimat dulu, Atau kamu menulis sesuatu yang seakan-akan kamu bercerita dengan orang lain. Tulislah apapun yang membuatmu tenang.
Jika kamu malu kalau suatu hari nanti, akan ada orang yang bakal baca tulisan itu. Kamu bisa membuat versi cerita orang lain. Buatlah seakan-akan kisah hidupmu sebuah cerita fiksi. Ubah nama setiap pelaku, tempat, dan waktu. Hal itu tentu tak akan disadari teman-temanmu. Selain itu, kisah hidupmu pribadi yang kamu samarkan bisa menjadi cerita fiksi yang menarik.
Untuk mencapai sebuah buku memang tak mudah, butuh waktu, konsistensi dan usaha yang cukup besar. Mulailah karya dari cerita sederhana, dari 1 paragraf, 1 halaman, 1 lembar hingga akhirnya menjadi 1 buku!
Nah, semoga ceritaku bisa membantu kalian dalam mengatasi segala bentuk patah hati. Cara terbaik untuk berterima kasih pada rasa patah hati adalah dengan menjadikannya karya.