Posts

Sisi Lain Dari Bandungan, Kota Dingin

Sisi Lain Dari Bandungan, Kota Dingin

Sisi Lain Dari Bandungan, Kota DinginSisi Lain Dari Bandungan, Kota Dingin

Hai Dears! Ketemu lagi, sebenarnya akau mau menulis ini tepat tanggal 1 Desember kemarin. Karena ingin menyambut bulan terakhir di tahun ini. Namun karena ada beberapa kegiatan aku jadi baru sempat menceritakan hal yang menyenangkan untuk menyambut bulan yang penuh pengharapan ini.

Jika beberapa waktu lalu aku berbicara tentang ‘tumpengan, di Bandungan.’ Kali ini aku mau bahas Bandungan lagi, namun berbeda. Mungkin hampir sebagian orang pernah berkunjung di tempat wisata yang ini, YUPS! Umbul Sido Mukti. Meskipun aku sudah hampir 4 tahun merantau di kota Semarang tapi jujur saja aku baru pertama kali pergi ke sana.

Sisi Lain Dari Bandungan, Kota Dingin Sisi Lain Dari Bandungan, Kota Dingin

Umbul Sido Mukti merupakan salah satu wisata yang rekomendasi banget buat temen-temen yang berlibur di kota lunpia. Di sini lagi-lagi aku pergi bersama Dicky, Adri, Yan, dan tak lupa Ammar yahh bagaimana kami satu tim, satu kantor, satu kampus dulunya, dan satu kesatuan lah :-). Bersama teman-teman dari Bratamedia dan Maragama akhirnya liburan akhir tahun ini kami adakan. Aku berangkat sekitar jam 07.40 dari kostan dan janjian sama Dicky untuk ketemu di Jatingaleh. He is the best partner that I have never met before ke-bapak-an Dicky emang mulai diasah sejak kenal sama aku wkwkwk.

Nah, lanjut setelah aku kami berdua bertemu. Aku dan Dicky pun langsung menuju Bandungan, Damn pas udah naik motor aku malah lupa gak pakek kaos kaki 🙁 everyone know gimana rasanya pakek sendal tanpa kaos kaki. Sebenarnya aku udah berusaha buat masang kaos kaki waktu di lampu merah tapi ternyata gagal, aku malah pakai kaos kaki sebelah. Gak tahu sih, gimana reaksi orang-orang pas tahu aku pakai kaos kaki Cuma sebelah. Apalagi aku sempet masuk Indomaret dengan tampilan kayak gitu,

well tapi intinya tetap percaya diri.

Akhirnya sekitar 1 jam perjalanan, kami berdua sampai di area Bandungan. Karena baru pertama kali masuk area Umbul Sido Mukti jadi awalnya aku dan Dicky bingung dimana letak kolam renangnya. Apalagi aku juga gak paham dengan sistem tiket masuknya. Jujur pertama kami dikenakan tarif 3.000 untuk satu motor. Kemudia jalan lurus lagi sekitar 10 atau 20 meter kami dikenakan 10.000 untuk dua orang. Karena gak paham jadi ngasih-ngasih aja, dan gak tahunya aku dan Dicky malah ‘keblabasan’ nyampek area Mawar Camp. Setelah nanya tukang parkir kami disuruh turun untuk sampai ke kolam renang. Sebenarnya aku tidak masalah dengan uang yang dikeluarkan namun setidaknya petugas tiket sebaiknya memberikan informasi terlebih dahulu. Karena jujur aja aku sangat bingung.

Nah, akhirnya kami berdua sampai ke Umbul, di sana sudah ada mas Agung dan Ammar. Oh ya, untuk harga tiket masuk dikenakan 15.000 (ini hanya untuk foto-foto dan main di kolam renang). Jika kalian mau mencoba permainan outbond ada tiket tersendiri. Sebenarnya aku pengen coba Flying Fox, tapi karena ada keperluan lain jadi kapan-kapan deh.

Next, aku harus naik itu ya untuk mendobrak rasa takutku lagi!!

Meskipun aku gak ikut renang bareng temen-temen yang lain, namun menurutku tempat ini juga cocok buat menikmati cuaca pegunungan. Hiruk pikuk kota besar memang terkadang membuat sakit kepala. Datang ke Umbul bisa jadi salah satu cara untuk rehat sebentar dari panasnya kota dan menumpuknya pekerjaan. di dekat kolam renang ada beberapa saung yang bisa dijadikan tempat menunggu dan menitipkan barang. Apalagi jika datangnya ramai-ramai kayak aku dan temen-temen. Sambil menikmati udara sejuk aku membaca beberapa lembar buku.

Tak lama teman yang lain pun ikut menyusul ada Yan dan Adri. Selanjutnya ada Mas Nanda, Mas Reza dan Mbak Yori. Nah buat kalian yang ke Umbul Sido Mukti tapi nggak renang atau main outbond mungkin bisa ngikutin cara aku.

  • Pertama di sini ada banyak spot foto, dan jangan tanya soal pemandangannya ya. Karena best lah! Nanti aku kasih beberapa spot foto yang menarik.
  • Kedua kamu bisa baca buku sambil ngemil, kalau kalian pakai saung kalian bisa tiduran sambil baca buku. Selain itu, kalian bisa baca buku sambil ngemil di beberapa tempat lain seperti taman lapangan, di sana disediakan meja kursi dan dekat ‘snack corner.’
  • Ketiga di taman lapangan disediain egrang buat dimainin pengunjung. Kalau ingin melestarikan permainan anak-anak tentu bermain egrang bisa dicoba.

Setelah puas main air, dan foto. Kami bersembilan memutuskan untuk mencari teman makan, sebenarnya di dekat kolam renang ada rumah makan lesehan dan harga yang ditawarkan cukup terjangkau apalagi ada paket menu yang disesuaikan dengan jumlah pengunjung.

Sisi Lain Dari Bandungan, Kota DinginNamun karena beberapa kendala akhirnya kami memutuskan untuk makan di Pemancingan dan Lesehan Suharno 3. Sebenarnya masih ada 1&2. Tapi, kayaknya 3 gak papa deh… karena kita gak mau ditigakan apaan sih gak jelas. Sumpah makan disini bener-bener rekomen ikan yang dimasak ukurannya besar-besar dan harganya terjangkau. Apalagi sambal terasinya pedes! (untuk bagian makan aku skip ya. Foto gak bisa dipost karena laper dan gak sempet fotoin menunya). Fasilitas teman makan ini juga bagus, karena ada mushola yang cukup luas. Jadi buat umat muslim jangan takut ada beberapa mukena juga yang disiapin.

Nah, itu dia sedikit cerita tentang liburan tipis-tipisku. Semoa bermanfaat bagi kalian ya Dears! Selamat menikmati bulan Desember! Semoga bulan ini kita dapat menutup tahun dengan baik, Aamiin. See you di cerita selanjutnya!

Sisi Lain Dari Bandungan, Kota Dingin Sisi Lain Dari Bandungan, Kota Dingin Sisi Lain Dari Bandungan, Kota Dingin Sisi Lain Dari Bandungan, Kota Dingin Sisi Lain Dari Bandungan, Kota Dingin Sisi Lain Dari Bandungan, Kota Dingin Sisi Lain Dari Bandungan, Kota Dingin

Tumpengan Tanpa Tumpeng, Villa Joekani Bandungan [2]

Tumpengan Tanpa Tumpeng, Villa Joekani Bandungan [2]

Jujur di hari sabtu ini, kondisiku sangat lelah. Setelah kemarin pulang pergi ke Bandungan, dan hari ini sepulang kerja lagi (tanpa sempat mandi) aku berangkat ke Bandungan dengan temanku yang lain. Sebenarnya aku tak berniat untuk datang, tapi aku bingung apa yang harus ku lakukan di kostan? Ya mengisi hari libur menurutku menikmati suasana Bandungan lagi tidak masalah.

Aku berangkat ke Bandungan selepas sholat magrib. Kali ini aku berangkat bertiga, kami sedikit santai. Karena tak ada tanggungan untuk mengisi materi atau kegiatan apa pun. Kalau kemarin banyak kendaran besar yang aku temui di perjalanan. Malam ini, justru banyak kendaraan roda dua yang saling berboncengan dengan pasangannya, yah ‘Malam Minggu.’ Jika kemarinn aku tidur di Villa Joekani, malam ini aku tidur di Villaqu. Letaknya hanya kurang lebih20 meter turun dari villa Joekani. Malam kedua justru lebih banyak orang yang datang, untung saja kedatanganku tepat saat makan malam. Hmm.. tahu saja aku kelaparan.

Aku bertekad malam ini aku harus punya waktu istirahat yag bekualitas. Aku tidur sekitar jam 01.30 namun karena suasana villa saat itu jauh lebih tenang, jadi tidurku lebih nyenyak. Tepat jam 05.00 aku bangun dan menuaikan sholat subuh. Aku duduk santai dengan beberapa temanku di dalam ruangan villa lalu…

“Dek jalan-jalan yuk!”

Mbak Fita mengajakku untuk menikmati pagi hari dengan berjalan kaki. Suasana seperti ini memang untuk bergerak sekadar jalan-jalan atau jogging. Berjemur di bawah terik matahari pagi sambil melihat orang senang sangat pas sekali. Setelah senam selesai, dan panitia menyiapkan sarapan yang nikmat. Aku dan mbak Fita menuju ke Vila duduk di teras sama seperti kemarin malam. Bertukar pikiran, bercanda tawa lengkap sudah apalagi sarapan kali ini soto ayam dengan kuah yang hangat.

Tumpengan Tanpa Tumpeng, Villa Joekani Bandungan6  Tumpengan Tanpa Tumpeng, Villa Joekani Bandungan4

Tumpengan Tanpa Tumpeng, Villa Joekani Bandungan2Oh ya selang 1,5 atau 2 jam dari sarapan, aku makan bakso lagi bareng mbak Fita. Hehehe… ya karena kebetulan ada tukang bakso yang ngetem depan Vila. Kalo bakso kali ini cukup enak, harganya 8.000 tapi dengan 1 bakso besar yang berisi telur puyuh. Selain itu, ada satu tahu yang dipotong 2 dan 4 bakso kecil yang dicampur sayur. Pokoknya bakso Bandungan mantep deh meskipun harganya 5.000 sampai 8.000 pastiin coba ya!

Karena hari ini hanya penutupan kegiatan jadi lebih banyak waktu untuk bersantai. MT yang mengangkat tema “Tumpengan” namun menu yang kami santap bukanlah nasi tumpeng. Seperti pada kepercayaan masyarakat nasi tumpeng hadir dalam perayaan dari hari kelahiran, sedekah bumi, dan syukuran saat membuka usaha atau pekerjaan. Nasi tumpeng selalu identik dengan kebersamaan, bagaimana tidak. Porsi nasi yang besar tentu harus disantap banyak orang, meskipun tak ada tumpeng di acara ini. Namun filosofi yang tersimpan tersampaikan, setiap orang memiliki ruang untuk saling berbicara, menyapa, dan berbagi.

Tumpengan juga bisa menjadi nostalgia, sudah berapa bulan aku tak bisa kumpul dengan mereka? Momen tumengan ini semoga menjadi saat yang disenangi oleh banyak orang baik aku dan teman-teman maupun adik-adik yang masih berjuang mempertahankan UKM ini. Tumpengan, saatnya tumbuh  berkembang bersama. Jangan karena takut salah atau perbedaan pandang membuat kita semua menjadi pribadi yang tak dewasa.

Semoga ceritaku kali ini, berkenan di hati kalian semua Dears! selalu berbagi cerita, karena setiap cerita akan menginspirasi orang lain yang mendengarkannya. Banyak orang yang ingin bercerita namun, tak semua orang tahu media mana yang cocok untuknya, siapa yang mau mendengarkan ceritanya? Jangan takut dan ragu! Ceritakanlah saja tentang apa yang dialami, jangan terlalu lama memendamnya.

Tumpengan Tanpa Tumpeng, Villa Joekani Bandungan

Tumpengan Tanpa Tumpeng, Villa Joekani Bandungan

Tumpengan Tanpa Tumpeng, Villa Joekani Bandungan

Akhir-akhir ini memang panas, kemarau panjang terkadang membuat cuaca di siang hari terasa sangat terik. Apalagi jika tinggal dikota yang cukup padat seperti Semarang, tepat kemarin 25 sampai 27 Oktober 2019. Aku mendapatkan undangan dari UKM Internet Club (hai, adik-adikku kita bertemu lag). Undangan dari acara yang tidak asing buatku lagi. Manager Training (MT), 4 tahun ini aku mengikutinya jika dulu aku sebagai peserta dan panitia. Tahun ini aku berkempatan untuk berbagi cerita dengan mereka adik-adikku (anggota aktif Internet Club).

Jumat kemarin (25/10) sepulang kerja aku berangkat dari kost menuju ke Banyumanik untuk menemui temanku, kami berdua akhirnya berangkat ke Bandungan berdua. Tepat jam 17.30 jalanan mulai ramai dengan truk, bis dan kendaraan besar lainnya. Jujur aku memang selalu takut jika kondisi jalan seperti itu, apalagi aku dan temanku mengendari motor.

Setelah 1 jam perjalanan dari Banyumanik kami berdua sampai di lokasi MT, suasana dingin mulai terasa. Bandungan memang dataran tinggi yang letaknya berada di kabupaten Semarang. Tak jarang tempat ini menjadi salah satu alternatif bagi aktivitas mahasiswa seperti bootcamp, malam keakraban dan Training.

Aku lupa untuk mengecek suhu Bandungan saat itu, kebetulan malam itu aku dan teman-teman yang lain menginap di Villa Joekani. Untuk alamatnya sendiri aku tidak tahu pasti, untuk Dears yang mau coba menginap di sana. Booking Villa Joekani bisa melalui Travelio.com

Iklan Villanya udahan ya.. dalam Villa kami di hidangkan makan malam nasi goreng+telur ceplok, kebetulan saat itu nasi gorengnya masih hangat. Jadi sangat nikmat menikmati udara dingin sambil makan nasi goreng yang hangat. Setelah semua makan malam bersama dan menunaikan ibadah sholat isya berjamaah. Acara MT pun dimulai, untuk materi pertama dibuka olehku dan Adri. Salah satu alasan aku datang bukan hanya sekedar refreshing dari banyaknya pekerjaan atau panasnya kota Semarang. Melainkan memenuhi undangan untuk mengisi materi malam itu.

Untuk malam itu aku memang tak bisa mengeksplore lebih jauh lagi suasana Bandungan, karena suhu udara yang cukup dingin. Ya maklum aku belum terbiasa dengan usaha dingin di sini. Malam itu acara dipenuhi dengan beberapa materi dan game indoor. Selain berada di dalam ruangan, sesekali aku berada di area teras dan halaman Villa. Menikmati malam yang sunyi dan dingin yang mencekam sambil mengobrol hangat dengan teman-teman yang lain.

Oh ya… kalau di Bandungan ada beberapa makanan yang bisa dicoba yaitu sate kelinci atau bakso. Sebenarnya ada banyak tempat dan jenis makanan lainnya, tapi bagiku dua makan itu yang sepertinya gak afdol kalo ke Bandungan tapi tidak mencicipinya, khususnya bakso harga 5.000 seperti malam itu. Tepat pukul, 22.30 malam aku dan  ketiga temanku memutuskan berjalan-jalan sekaligus cari makan (alias cari bakso itu). Dengan motor kami menuruni area villa dan menuju daerah pasar Bandungan. Meskipun sudah jam 22.30 atau hampir jam 11 malah tapi suasana pasar masih ramai baik. Banyak pedagang dan angkutan “pick up” yang berisikan sayur-sayur yang segar.

Akhirnya setelah berkeliling kami menemukan pedagang bakso yang mangkal di depan alfamart. Jujur bapaknya baik banget, padahal harganya 5.00 tapi baksonya gede2 semua dan isinya 4 biji. Akhirnya kami membeli 4 bungkus, malam yang cukup nikmat. Sebungkus bakso dengan kuas yang hangat, dimakan dengan teman-teman, obrolan dan canda tawa. Menyelimuti malam kami di Bandungan. Tumpengan Tanpa Tumpeng, Villa Joekani Bandungan

Di hari berikutnya, adzan subuh berkumandang beberapa orang justru baru tertidur. Tapi ada pula yang sudah bangun. Aku ingat jika semalam aku tidur jam 1 pagi, dan bangun jam 5 pagi. Jujur tidurku sangat tidak nyenyak. Mau bagaimana? aku terganggu dengan suara mereka yang tidur pagi hari, orang-orang yang tidak bisa menghargai waktu orang lain istirahat. Selepas subuh aku menikmati pagi yang menyejukan sambil bersiap untuk kembali ke Semarang. Halaman Villa dan beberapa tanaman hias memang memperindah suasana pagi dan ingin ku nikmati lebih lama lagi. Namun aku juga harus kembali pada rutinitasku.Tumpengan Tanpa Tumpeng, Villa Joekani Bandungan5

ini foto bareng temen ya Dears, karena bagus jadi aku post aja heheheTumpengan Tanpa Tumpeng, Villa Joekani Bandungan3